Saturday , November 23 2024

Program Pelajar Tangerang Mengaji di Kritisi Anggota DPRD Kota Tangerang

Program Pelajar Tangerang Mengaji di Kritisi Anggota DPRD Kota Tangerang
Anggota DPRD Kota Tangerang Andri Septian Permana.

FAKTAMEDIA.id – Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tangerang Andri Septian Permana mengkritisi program Pelajar Tangerang Mengaji yang belum lama ini diluncurkan oleh Pemkot Tangerang melalui Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Nurdin.

Menurut Andri, secara aturan Pj Wali Kota Tangerang Nurdin masih terikat dengan RPJMD pada era kepemimpinan Arief  R Wismansyah-Sachrudin. Sebaiknya Nurdin lebih berfokus kepada konsolidasi birokrasi ketimbang  melakukan kebijakan baru.

Dia pun menanyakan soal adakah pendampingan anggaran terkait program ini khususnya terkait rekrutmen tenaga pendamping. Sebab bila ada maka hal itu justru menjadi pertanyaan.

“Kita sudah ketok APBD 2024 sebelum dia jadi Pj Wali Kota Tangerang. Kalau ada anggaran yang dikeluarkan untuk program Pelajar Tangerang Mengaji itu pakai pos apa?” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (23/1/2024).

BACA JUGA: Pj Walikota Tangerang Ingatkan Mitigasi Bencana Saat Pemilu

Diketahui sebelumnya, Pj Wali Kota Tangerang, Nurdin, meninjau langsung pelaksanaan program Pelajar Tangerang Mengaji yang belum lama diresmikan dan berlaku bagi siswa dijenjang SD hingga SMP di seluruh wilayah Kota Tangerang.

Di hadapan ratusan pelajar  SMP Negeri 2 Kota Tangerang, Nurdin, menyebut Program Pelajar Tangerang Mengaji menjadi benteng bagi generasi muda untuk menjaga akhlak dan juga moral di tengah perkembangan teknologi informasi dewasa ini.

“Untuk itu, harus terus menggelorakan semangat  Pelajar Tangerang Mengaji,” ujar Pj Walikota, saat meninjau kegiatan Pelajar Tangerang Mengaji di SMP Negeri 2, Selasa (16/1/2024) lalu.

BACA JUGA: Relokasi Pasar Anyar Mulai Mulai di Lakukan Pemkot Tangerang

Pj Walikota, juga mengungkapkan, keberadaan Program Pelajar Tangerang Mengaji menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih memahami agama lebih baik lagi dengan bimbingan dari guru yang juga mengerti dengan baik tentang agama.

“Bukan hanya siswa yang muslim, tapi siswa yang non muslim juga mendapat pendampingan dari guru atau tokoh agama masing – masing,” ujar Nurdin. (Sf)