Saturday , November 23 2024

Rayakan Malam Peh Cun: Warga Tionghoa Mandikan Perahu, Anggota DPRD Turut Hadir

Rayakan Malam Peh Cun: Warga Tionghoa Mandikan Perahu, Anggota DPRD Turut Hadir
Perayaan Peh Cun jatuh pada tanggal 14 Juni 2021, namun tradisi kita setiap jam 12 malam-nya kita ritual mandiin perahu.
X

FAKTAMEDIA.ID – Ditengah pandemi Covid-19, Warga keturunan Thionghoa rayakan malam Pecun dengan penuh semangat dengan ritual pemandian/pencucian Perahu Keramat di Vihara Mpe Phe Tjoen Jl. Imam Bonjol bersama waris dan warga yang hadir.

Acara yang dihadiri oleh anggota DPRD kota Tangerang Agus Setiawan dan anggota DPRD provinsi Banten berlangsung penuh hikmat dengan protokol kesehatan (prokes) ketat dan menjaga jarak, Minggu (13/6/21).

Vanny salah satu waris Vihara Mpeh Phe Tjoen menceritakan, bahwa acara ritual pemandian atau pencucian perahu keramat di malam Peh Cun sudah menjadi tradisi di kalangan warga keturunan Tionghoa, untuk melakukan upacara pemandian atau pencucian perahu kuno tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1800. Karena itulah, hingga kini masih diadakan ritual pemandian perahu-perahu yang dianggap keramat.

“Perayaan Peh Cun jatuh pada tanggal 14 Juni 2021, namun tradisi kita setiap jam 12 malam-nya kita ritual mandiin perahu, itu dilakukan setiap tahun, kita buka bajunya dan kita ganti baju-nya sebagai penghormatan ke Perahu Peh Cun nya,” tutur Vanny salah satu waris Vihara Mpeh Phe Tjoen.

Sementara, Agus Setiawan anggota DPRD kota Tangerang dari Fraksi PDI menambahkan, bahwa tradisi orang Tangerang atau yang biasa dikenal dengan sebutan ‘China Benteng’ tepat di Hari Peh Cun biasa memakan Bakcang. Untuk mengenang jasa Qu Yuan, orang China pun melakukan tradisi makan Bakcang yang sudah ada pada zaman Qun Chiu (722 SM – 481 SM). Karena, Bakcang melambangkan nasi bungkus yang dilempar ke sungai.

Seperti yang kita tahu, Bakcang menggunakan daun untuk membungkus beras dan dibuat seperti tanduk sapi. Ada juga menggunakan tabung bambu diisi beras ditutup rapat dan dipanggang sampai matang. Nah, untuk di kota Tangerang biasa menggunakan bungkus daun. “Makanya Perayaan Peh Cun di sebut juga hari makan Bakcang,” katanya kepada metrobanten.

Agus mengutarakan, sudah dua tahun masyarakat merasakan pandemi covid-19 di Indonesia, namun perayaan Peh Cun tetap dilaksanakan meskipun tidak semeriah tahun-tahun sebelum-nya.

“Ya, sudah dua tahun kita tidak bisa merayakan semeriah seperti sebelum-nya, yang biasa berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dengan berbagai hiburan seni musik lengkap dengan panggung di tambah Barongsai juga UMKM, dimana semua masyarakat bisa merasakan dan ikut berpartisipasi ini berbeda. Karena sekarang pandemic, ya harus mengikuti peraturan Pemerintah dengan menjalankan prokes dengan membatasi tamu undangan dari luar daerah Tangerang yang hadir seperti dari Surabaya, Sumatera dan Kalimantan kerabat anak cucu. Tapi semua kita rasakan dengan penuh syukur,” ujarnya.

Agus berharap di perayaan Peh Cun kali ini Tuhan Yang Kuasa mengangkat pandemic dari muka bumi, agar perayaan tahun depan bisa meriah seperti sediakala dan semua masyarakat dapat merasakannya.

“Bertepatan di tanggal 13 Juni Malam Peh Cun ini, kita minta Covid-19 cepat berlalu, semoga kita bisa merayakan bersama-sama di tahun depan. Supaya Mpek Peh Cun bisa bahagia, bisa melihat generasi penerusnya bisa terus membudayakan kebudayaan Mpek Pecun ini,” ujarnya. (asa)