FAKTAMEDIA.id – Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Menggelar kegiatan Evaluasi Pelaksaan Pecepatan Penurunan Stunting di Kota Serang Tahun 2022 bertempat di Hotel Terkemuka di Kota Serang, Rabu (30/1).
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Walikota Serang Syafrudin. Turut hadir juga jajaran Kepala OPD baik dari Kecamatan maupun Puskesmas se Kota Serang.
Dalam sambutannya Walikota Serang Syafrudin menyampaikan Kota Serang adanya penurunan stunting dari 27,7% menurun menjadi 24%.
“Alhamdulillah Kota Serang mengalami Penurunan dari 27,7% menurun menjadi 24% dan target tahun depan itu 15%. Diketahui bahwa Kota Serang memiliki potensi stunting lebih besar dari jumlah 792 Ribu kurang lebih 9%.” Ucapnya
Syafrudin juga menegaskan bahwa Stunting merupakan tanggung jawab bersama, beliau juga menyampaikan upaya upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang Dalam menangani penurunan stunting.
“Dalam rangka penangan stunting pemerintah kota sudah melaksanakan sosialisasi di kecamatan-kecamatan, terutama melatih kepada kader kader yang ada di kelurahan masing masing.” Ujarnya
“Kemudian dari sisi anggaran kepada Dinas Kesehatan maupun Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) pemerintah kota dalam menangani penurunan stunting ini sudah mempersiapkan.” Terangnya
Syafrudin berharap kepada semua pihak terus bekerja serta potensi stunting dengan Angka 1910 di tahun 2023 sudah ada penurunan.
“Mudah mudahan kepada semua pihak terus bekerja mulai dari kepala OPD,Camat, Kelurahan, kemudian Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada di kecamatan masing-masing agar potensi stunting dengan angka 1910 ini ditahun 2023 sudah ada penurunan.” Tutupnya
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Anthon Gunawan menambahkan bahwa penangan stunting ada dua jenis yaitu spesifik dan sensitive.
“Jenis spesifik yang menangani itu dari dinas kesehatan adapun juga sensitive itu ditangani oleh kami (DP3AKB) lalu ada kebutuhan pangan dari Distan, kebutuhan air bersih BAPPEDA dan DPUPR.” Tambahnya
Anthon Gunawan pun menyampaikan bahwa “Pengaruh Prevalensi Stunting itu akibat banyaknya masyarakat yang belum memiliki Jamban.” Tutupnya. (Hms)