FAKTAMEDIA.ID – Warga Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten, punya cara untuk mencegah masuknya virus corona ke dalam wilayahnya.
Menurut Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes Jaro Saija, hampir setahun pandemi berlangsung, tidak ada satu pun warganya yang terkonfirmasi mengidap Covid-19.
“Tidak ada, tidak ada sama sekali, masih nihil,” jelasnya kepada wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (22/1/2021).
Baca juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air Lakukan Tabur Bunga di Kepulauan Seribu
Padahal per Kamis (21/1/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Lebak sudah mencapai 1.179 yang tersebar di 28 kecamatan.
Saija menerangkan tak adanya kasus di Baduy merupakan hasil dari segala upaya yang sudah dilakukan oleh pihaknya untuk mencegah Covid-19 masuk ke dalam wilayahnya.
Berikut tujuh fakta Suku Baduy.
1. Lokasi pemukiman Suku Baduy
Masyarakat adat Baduy tinggal di kaki pegunungan Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Itu berjarak sekitar 40 km dari Rangkasbitung, pusat kota di Lebak, Banten.
2. Tiga Lapisan Suku Baduy
Suku Baduy memiliki tiga lapisan, yakni Baduy Dangka, Baduy Luar, dan Baduy Dalam.
Warga Baduy Dangka sudah tinggal di luar tanah adat. Mereka tak lagi terikat oleh aturan atau kepercayaan animisme Sunda Wiwitan yang dijunjung Suku Baduy. Mereka juga sudah mengenyam pendidikan dan paham teknologi.
3. Pemerintahan Suku Baduy
Mengutip tulisan di situs resmi Pemprov Banten, Suku Baduy mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu:
1. Sistem nasional, yang mengikuti aturan negara Indonesia
2. Sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat
4. Kampung Baduy Dalam dan Baduy Luar
Jumlah kampung di Baduy Luar terus berkembang. Dari catatan pada 2017, kampung di Baduy Luar berjumlah 65. Jumlah itu berkembang jauh lebih banyak ketimbang pada 1997 dengan cuma ada 35 kampung.
5. Kepercayaan Suku Baduy
Menurut kepercayaan yang mereka anut, Suku Baduy mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa yang diutus ke bumi.
6. Angklung Buhun
Suku Baduy memiliki angklung spesial, namanya angklung buhun atau angklung kuno. Angklung itu berukuran 50-150 cm. Satu set angklung ini berisi sembilan buah angklung dan tiga beduk.
7. Aturan berkunjung ke pemukiman Suku Baduy
Desa Kanekes bisa dikunjungi melalui Ciboleger. Ciboleger merupakan batas desa di luar Baduy. Kampung itu menjadi gerbang Baduy.
Baca juga: Hakim Vonis 22 Orang Pasukan John Kei Bersalah dengan Hukuman 2 Tahun Penjara
Kalau masih bingung dengan aturan berkunjung ke sana, sebaiknya datang bersama pemandu wisata yang merupakan warga Suku Baduy. Selain bisa menjelaskan adat istiadat lebih lengkap, usaha ini juga sebagai bentuk memajukan perekonomian Suku Baduy.
Namun, Desa Kanekes tetap terlarang bagi warga negara asing. Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk untuk mengenal Suku Baduy sampai sekarang selalu ditolak masuk. (red)